PLN
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) optimis dengan beroperasinya
PLTMG tersebut, maka PLN akan menghentikan 10 Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dan menghemat biaya produksi Rp1,4 miliar per hari atau
sekitar Rp 42 miliar sebulan.
Direktur
Operasional PLN Indonesia Barat, Harry Jaya Pahlawan mengatakan bahwa
selain di Kabupaten Indragiri Hulu, PLTMG tersebut juga bermanfaat bagi
Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan.
‘’Biasanya
ada sebanyak 10 PLTD yang dioperasikan terpisah dan menghabiskan banyak
bahan bakar minyak. Dengan beroperasinya PLTMG ini, maka semua jaringan
PLTD akan beroperasi menyatu dan masuk dalam satu sistem,’’ ujar Harry
seperti dikutip dari Riau Pos kemarin.
Sebelumnya,
total daya yang ada dari 10 pembangkit diesel tersebut adalah sebesar
11,5 Mega Watt yang dioperasikan dengan solar untuk mendapatkan energi
listriknya. Bahkan PLTD ini ada yang hanya beroperasi 14 jam saja dalam
satu hari. Namun dengan beroperasinya PLTMG, semua PLTD yang dievakuasi akan beroperasi selama 24 jam.
Hadir
dalam peresmian tersebut Bupati Indragiri Hulu, Yopi Arianto SE,
General manager PLN WRKR, Djoko Raharjo Abumanan, dan perwakilan Bupati
dari Inhil dan Pelalawan serta Siak.
Dalam
sambutannya, Bupati Inhu, Yopi Arianto mengatakan, atas nama pemerintah
dan masyarakat Inhu menyebut, mereka sangat bersyukur dengan
dibangunnya PLTMG tersebut. Bahkan
dengan terwujudnya doa mereka memiliki pembangkit listrik, maka daerah
Inhu akan maju dan penduduknya akan sejahtera. Diterangkan oleh Djoko R
Abumanan bahwa mereka membangun proyek PLTMG tersebut hanya dalam waktu
enam bulan.
‘’PLTMG
ini digagas sejak 2010 dan akan ditempatkan di Pematang Rebah, namun
akhirnya dibangun di Lirik dengan bahan gas dari Jambi Merang dan
kontrak selama delapan tahun,’’ kata Djoko.
Disebutkan juga bahwa pembangunan dilaksanakan oleh Konsorsium PT Wijaya Karya, PT Navigat Energy dan PT Prastiwahyu. Beroperasinya PLTMG tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi listrik di Inhu yang awalnya hanya 78 persen dari PLTD menjadi 85 persen bila PLTMG beroperasi maksimal.
Disebutkan juga bahwa pembangunan dilaksanakan oleh Konsorsium PT Wijaya Karya, PT Navigat Energy dan PT Prastiwahyu. Beroperasinya PLTMG tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi listrik di Inhu yang awalnya hanya 78 persen dari PLTD menjadi 85 persen bila PLTMG beroperasi maksimal.
Manager
PLN Area Rengat, Agustian mengatakan bahwa dengan beroperasinya enam
unit mesin-mesin yang masing-masingnya berkapasitas 3,5 MW di PLTMG
tersebut, akan mengatasi beban puncak di Rengat yaitu sebesar 25 MW saat
malam hari.
Sementara
jumlah pelanggan yang dilayani oleh sistem kelistrikan Rengat sebanyak
44.000 pelanggan yang tersebar ddi tiga kabupaten yaitu Inhu, Inhil dan
Pelalawan.
‘’Kini
pelanggan kita 90 persen adalah pelanggan rumah tangga. Tentunya nanti
akan tersedot untuk melayani keperluan listrik rumah tangga dan serta
merta akan meningkatkan rasio elektrifikasi di area Inhu ini,’’ kata
Agustian.
Diketahui
juga bahwa selain mengoperasikan PLTMG, PLN juga membangun jaringan
Tegangan Menengah (JTM) 20 KV sepanjang 214 kilometer dari PLTMG Lirik
menghubungkan ke Inhu, Inhil dan Pelalawan.
Pembangunan
jaringan untuk mengantisipasi potensi pertumbuhan pelanggan yang
diperkirakan mencapai 22 ribu calon pelanggan baru PLN. (*)
Zuprianto | Edited by Rbc