Selalu Ikut Ibu
Papi: "Di antara Papi dan Mami, siapakah yang paling kamu cintai?"
Rudi: "Sudah tentu kedua-duanya aku cinta."
Papi: "Kalau Mami ke Ibu kota Jakarta dan aku ke Solo, kamu ke mana?"
Rudi: "Sudah tentu ke Jakarta donk, Jakarta kotanya sangat besar dan indah!"
Papi: "Jika aku yang ke Jakarta dan Mami ke Solo bagaimana? Kamu akan ke mana?"
Rudi: "Sudah tentu aku akan ke Solo."
Papi: "Mengapa kamu selalu ikut Mamimu?"
Rudi: "Karena aku sudah pernah pergi ke Jakarta."
Rudi: "Sudah tentu kedua-duanya aku cinta."
Papi: "Kalau Mami ke Ibu kota Jakarta dan aku ke Solo, kamu ke mana?"
Rudi: "Sudah tentu ke Jakarta donk, Jakarta kotanya sangat besar dan indah!"
Papi: "Jika aku yang ke Jakarta dan Mami ke Solo bagaimana? Kamu akan ke mana?"
Rudi: "Sudah tentu aku akan ke Solo."
Papi: "Mengapa kamu selalu ikut Mamimu?"
Rudi: "Karena aku sudah pernah pergi ke Jakarta."
Didiamkan Istri Selama Seminggu
Di dalam sebuah bar dua orang lelaki sedang ngobrol.
Sutanto: "Salim, ada apa dengan dirimu, sejak tadi mukamu kok nampak selalu bermuram durja?"
Salim: "Belakangan ini isteriku bercekcok dengan diriku tak habis-habisnya, dia bahkan bersumpah takkan menggubris diriku selama seminggu!"
Sutanto: "Kalau begitu kamu seharusnya merasa senang donk, sedikitnya selama ini kupingmu telah bebas dari kebisingan omelan isterimu itu."
Salim: "Kamu tak tahu, hari ini adalah hari yang terakhir dari seminggu itu!"
Sutanto: "Salim, ada apa dengan dirimu, sejak tadi mukamu kok nampak selalu bermuram durja?"
Salim: "Belakangan ini isteriku bercekcok dengan diriku tak habis-habisnya, dia bahkan bersumpah takkan menggubris diriku selama seminggu!"
Sutanto: "Kalau begitu kamu seharusnya merasa senang donk, sedikitnya selama ini kupingmu telah bebas dari kebisingan omelan isterimu itu."
Salim: "Kamu tak tahu, hari ini adalah hari yang terakhir dari seminggu itu!"
Aku Sudah Lama Sekali Memperhatikan Dirimu
Jame diam-diam menyukai seorang teman sekolah perempuannya. Dia memutuskan mengirim sepucuk surat kaleng lebih dulu.
"Bagaimana reaksinya?" tanya teman karibnya.
Jame: "Nampaknya dia sangat terharu."
"Kalau begitu sangat baik! Kemudian bagaimana?" tanya teman karibnya lebih lanjut.
Jame: "Kemudian dia melaporkan kejadian ini kepada polisi."
"Lho, kok begitu, apa yang telah terjadi?"
"Soalnya begini, surat kaleng tersebut kutulis dengan huruf cetak yang kugunting dari koran dan kutempelkan satu per satu di atas kertas putih, isinya kira-kira: "Aku sudah lama sekali memperhatikan dirimu..."
"Bagaimana reaksinya?" tanya teman karibnya.
Jame: "Nampaknya dia sangat terharu."
"Kalau begitu sangat baik! Kemudian bagaimana?" tanya teman karibnya lebih lanjut.
Jame: "Kemudian dia melaporkan kejadian ini kepada polisi."
"Lho, kok begitu, apa yang telah terjadi?"
"Soalnya begini, surat kaleng tersebut kutulis dengan huruf cetak yang kugunting dari koran dan kutempelkan satu per satu di atas kertas putih, isinya kira-kira: "Aku sudah lama sekali memperhatikan dirimu..."
Tidak Mau Kehilangan Kesempatan Nonton Bola
Dokter
gigi berkata kepada pasiennya: "Bisa bantu saya Pak, coba Bapak
berteriak beberapa kali dengan suara yang keras sekali, layaknya sedang
menjerit-jerit kesakitan, suaranya terdengar lebih memilukan lebih
baik."
Pasien: "Mengapa Dok? Pada hal kali ini aku tak merasa sakit!"
Dokter gigi: "Di ruang tunggu sekarang masih terdapat banyak pasien, sedangkan aku tak mau kehilangan kesempatan menonton pertandingan sepak bola pada jam 4 nanti."
Pasien: "Mengapa Dok? Pada hal kali ini aku tak merasa sakit!"
Dokter gigi: "Di ruang tunggu sekarang masih terdapat banyak pasien, sedangkan aku tak mau kehilangan kesempatan menonton pertandingan sepak bola pada jam 4 nanti."
By : Ketawa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap berkomentar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dengan adab kesopanan.